Senin, 23 Februari 2009

Tangerang-Banda Aceh

Penah gak ngerasain kalau dunia ini sempit disetiap kita bergerak dan berpindah selalu saja ada orang yang kita kenal, dan percaya gak kalau dunia itu selebar daun kelor?

aku rasakan beberapa hari yang lalu, setelah aku pulang dari Sabang  bersama rombongan, kami langsung dibajak dipelabuhan ulele untuk dibawa kedinas kehutanan untuk mengisi seminar disana.

Karena aku hanya mendampingi aku tidak sesibuk acara seminar kemarin. akupun memilih duduk dibarisan paling belakang, selayaknya tuan rumah yang baik salah satu staff kehutanan mempersilakan aku untuk duduk dibarisannya satu baris didepan kursiku, aku tetap menolak karena lebih enak duduk paling pinggir dan belakang tanpa tetangga kiri-kanan.

staff yang mempersilakkan aku duduk dibarisannya akhirnya pun mengalah dan membiarkan aku duduk dengan manisnya ditempat yang aku rasa paling nyaman, dan sampailah dengan percakapan curi-curi ditengah seminar. bermula dengan pertanyaan, apakah YLI yang membuat bahan yang dipersentasikan gilles, aku hanya menggeleng karena itu buatan gilles. setelah itu disusul dengan pertanyaan "ibu staff leuser bagian apa?" tentunya aku jawab bagian publikasi. percakapan terakhir yaitu ketika aku mengatakan kalau bahan seminar sudah dikopikan disalah satu staff BKSDA dan Kehutanan yang hadir pada acara kemarin, kemuadian dia meminta CP dirikuw dan mengatakan kalau ada acara seminar seperti ini tolong contact dia. "ok Pak deden" jawabku.

setelah perkenalan itu kami terlibat dalam percakapan, ternyata dia anak jakarta yang di tempatkan di Banda Aceh, "sama dong dengan diriku kita sama-sama anak perantauan, bedanya kamu jauh banget dari banda aceh kalau aku hanya 12 jam dari banda aceh" dan dia kembali menanyakan kalau dirikuw asli mana, setelah menjelaskan  sedikit promosi aku bilang kalau aku pernah numpang lahir dan sekolah SD di tangerang. " sumpeh lo lahir dan sekolah ditangerang?" tanyanyaya dengan ekspresi kaget yang tidak bisa disembunyikan. "sumpeh dech guwe", "tangerang dimananya?" aku jelaskan lah di komplek keuangan, "karang tengah dong, aku di lembang". beuuh itukan jalan rumah kawan SDku dulu, mobil jemputan SD dulu sering banget lewat sana, berputar kembali ingatanku kemasa SD dulu. "Masih adakah SD tercintaku dulu, AL-hasah" "masih gie, yang disamping fuji image kan?" Yups bener-bener.

"masih ada rumah disana(di ciledug) gie", aku kembali bercerita kalau tidak ada lagi rumah disana terkhir kami jual rumah yang di Puri kartika, "gie itukan daerah banjir, itu tempat aku main-main dulu disana", emang... mangkanya dijual. setelah cerita cerita tentang suasana ciledug, dan aku kembali bercerita kalau aku tinggal di blok i purikartika, kenal gak sama si Esti tanyanya. Ya ampyuun ternyata dunia emang bener sempit, selebar daun kellor bagi yang punya banyak kenalan kali ya (beuhhh narsis dech guwe), esti itu kakaknya temen kecilku dulu, kakak si azis dan esti itu pernah dekat sama bang rahman, dan kaitan esti dengan deden adalah mantan pacar deden, karena deden ditempatkan di BNA putuslah mereka dan estipun menikah. aku hanya tertawa, kok bisa ya aku ketemu preman ciledug diBNA , "iya heran ternyata kita tetanggan dulu, dan ketemunya di BNA" ya iyalah gak kenal kita mas, wong mas seangkatan abang aku. kwakwkakaakkkk. Anehnya sekian seringnya aku ke dinas kehutanan baru kali ntu liat pak deden ini.

kamar banda

disaat aku bahagia bisa mengingat kembali ciledug

Tidak ada komentar: