Jumat, 28 November 2008

Dua Pendapat yang berbeda

Judul postinganku yang "informan girl" juga aku posting ke dua milist yang aku ikuti, milist yang aku ikuti ini punya 2 latar belakang yang berbeda. sedangkan milst pertama milist penulis dengan anggota mayoritas perempuan dan ini lah tanggapan dari postinganku, milist kedua latar belakangnya religi.

Milist pertama :

As wr dik Angek, gi,

kalo yg begitu mah bukan istri yang khawatir terhadap suaminya yang main serong ......., ini orang sakit jiwa........ ...
Tips menghadapi orang sakit jiwa?
Dik Anggi harus tegas mengatakan pada orang itu bahwa kelakuannya sudah mengganggu kehidupan adik. Kata2 yang disampaikan haruslah pendek, jelas (tidak mengandung makna yg mengambang) & diucapkan dengan wajah bersungguh-sungguh. Jangan ada senyum saat mengucapkannya. Kalau tidak mempan ya harus dilaporkan ke suami nya.

milist kedua :

sewaktu senior/kakak tingkatku menikah.., dalam nasehat nikahnya, ustad itu berkata :
"Tidak dianjurkan seorang wanita itu bekerja diluar rumah jika nafkah dari sang suami mencukupi keperluan hidup. Dan andaikan bila seorang wanita terpaksa bekerja diluar rumah, maka harus memenuhi 4 syarat, yaitu :
1.Tidak ikhtilat (campur baur dengan lelaki lain dalam perkerjaan)
2.Menutup aurat secara sempurna
3.Tidak di malam hari
4.mendapat izin dari suami.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- ------
dan kasus yang dipaparkan anggi ini, walaupun terkesan bahwa laki2 yang menjadi "pelaku" , tetapi secara tidak sadar bahwa wanita juga ( temannya anggi yang dicemburui istri asman) ikut terlibat menjadi pelaku. dan ini salah satu efek dari "keluarnya wanita tanpa mahromnya, bahkan keluar bersama laki2 bukan mahromya".
buat akhwat yang sudah paham agama..,  ku yakin  kalian paham akan hal ini..

untuk temanku yang di milist kedua aku hanya menjawam "saya dapat izin dari orang tua, dan teman saya juga mendapat izin dari orang tua, dan malam hari dengan alsan yang tepat J terimakasih teman"

Perbedaan itu selalu ada, tinggal lagi bagaimana kita menyikapinya.

Tidak ada komentar: