Kamis, 27 November 2008

informan girl


Ini awalmula aku diangkat sebagai spy, dengan objek Asisten Manager
tempatku bekerja. Haruskah aku bocorkan semua kepada suaminya (asman) atau aku hanya diam saja?
Ditempat kami bekerja yang sering dituntut untuk keluar daerah bersama
tim terkadang membuat keluarga menjadi khawatir dengan kami, kabar-kabari
selalu ditunggu oleh orang-orang yang dicintai.
Kami dalam satu tim terdiri 5 orang, 3 laki-laki dan 2 orang perempuan
termasuk saya didalamnya, dengan perbedaan usia yang jauh dari saya (saya yang paling
muda). 2 darilaki-laki sudah berkeluarga dan kami (termasuk saya)perempuan
belum berkeluarga.
Suatu kali kami mendapat dinas luar (DL) selama satu minggu penuh di salah
satu daerah bagian pantai utara NAD. Aku bersama tim normal megerjakan
pekerjaan seperti biasanya tidak ada terlihat keganjalan sedikitpun apalagi
manager juga turut pada hari itu, hanya
saja kami lebih sering melakukan
pertemuan dengan masyarakat pada malam hari karena mencari waktu kosong
masyarakat yang sebagian matapencahariannya sebagai petani. Acarapun selesai
tepat dengan jadwal yang ditetapkan, berhubung manager dan asman plang ke MDN
akupun ikut mobil mereka (pengiritan
mulak to kampung) karena mobil kantor bertolakke MDN dan yang ke BNA tidak ada, perempuan yang satu lagi ikut
bersama kami, diperjalananpun tidak ada yang terlihat ganjil sedikitpun,
akhirnya kami sampai MDN dan di antar kerumah masing-masing, urutan pengantaran
dimulai dari asman. Ketika itu yang membukakan pintu pagar asman adalah
istrinya, dan istrinya menyapa kami, kami juga membalas menyapa. Setelah
mengantar asman barulah mengantar diriku karena rumah asman dan diriku
berdekatan.
Keesokan pagi ketika aku sedang beristirahat melepas kerinduan bersama
keluarga, diusik oleh telfon seorang wanita yang mengaku istri asman dan
berniat kerumahku, dan ku persilakkan beliau untuk datang (masak diusi,r) diriku kira beliau akan
datang bersama suaminya (asman) ternyata sewaktu sampai didepan pintu beliau
sendiri, orang tuaku cemas melihat diriku didatangi oleh wanita setengah baya
dan orang tua perempuan berkata “kamu apain suami orang” “astaghfirullah, gak
ada ma..ih buat malu orang tua aja kalau seperti itu ma..(emang anak maam
kucing garong?, main sikat main embat siapa sing lewat mentang-mentang masih
single hihihih)”. Setelah cerita panjang lebar ternyata tercium bahwa beliau
memiliki kecemburuan tingkat tinggi terhadap suaminya, dan niat dia
mendatangiku untuk mewanti-wanti jangan macam-macam terhadap suaminnya “ya
allah sampai hatinya beliau memper lakukanku” pelan-pelan aku jelaskan semua
kerjaan kami seminggu disana dan menyebutkan umurku kalau aku gak akan
beranimacam- macam sama orang yang sudah aku anggap bapak, ternyata beliau tidak
cukuppuas dan menuduh suaminya ada affair juga. Ternyata beliau memang memendam
curiga ke temanku satu lagi (temanku yang satu ini lebih deluan bergabung
dikantor dibanding diriku)kebetulan temanku ini orang NAD jadi bertambahlah
curiganya, dan diriku sama seperti beliau sama sama dari tanah BTK. Sejak itulah
beliau mengangkat diriku menjadi sebagai aspri (asisten pribadi) dan bertugas
sebagai spy untuk suaminya,beliau selalu menelfon diriku pada saat kami DL. Nah
yang lebih beratnya sekarang asman dipindahkan ke BNA makin gencarlah beliau
meminta keterangan dariku “bersama siapa, sedang berbuat apa, pulang jam
berapa, apa saja kerjanya a,da gak keluar bersama temanku yang satu lagi”. Ya aku mana tau kalau dia gak kelihatan aku
hanya mengatakan sebatas yang aku lihat selebihnya meneketehe belum lagi
curhatannya tentang seputaran suami istri dan rumah tangga ya aku gak taulah
mau jawab apa wong aku masih single belum jadi istri orang, mangkanya
akhir-akhir ni aku sering banget pulang malam untuk menghindari menerima telfon
darinya, karena kalau aku bilang lagi lembur atau dikantor beliau akan menutup
telfonnya, kalau aku sudah ada dirumah beliau kembali menelfon aku gak mau banyak bohong lagii. Jadi
antisipasiku adalah, ku silentkan HP karena aku tak berani menonaktifkan hp
karena keluarga sering menelfon, kalau aku tidak angkat dia akan mengsms dan
bertanya “kenpa gak mau angkat telfon saya?, gak kasian, gimana kalau kamu
seperti saya?” waduhh bingungnya aku.
Sekarang yang ada aku selalu online setiap malam dengan HP ku sekalian
gangguin orang, kalau ortuku nelfon dan ada yang nelfon selain beliau sueneng
banget aku. Beliau pernah bilang “tadi malam telfon kamu sibuk saya ngertilah
anak gadis pasti ditelfon anak lajang lah kalau malam gini ”. gubrak...aneh
–aneh aja beliau ne..sorak gembira dalam hatiku ternyata ini kuncinya, telfonku
harus ol terus kalau kayak gini terus lama-lama tumpur aku.
Pokonya belakangan ini makin parah ajalah... gimana neh? Oh iya beliau menayakan apakah saya sebagai istri juga harus ikut bersama asman karena
mutasi sedangkan anak-anaknya kelas 6 SD dan 3 SMP tanggung kalau untuk pindah,
ya saya jawab aja sekenanya menurut yang saya baca dan keutungan pribadi saya
(supaya gak jadi spy dan aspri beliau) baiknya dia ikut wong saya belum pernah
jadi istri orang. Haruskah aku bocorkan smeuanya kepada suaminya (asman) atau
aku tetap saja dan tersiksa batin. Oh iya yang perlu diketahui aku juga dah
bilang sama beliau kalau asman dan teman kerjaku yang satu lagi tidak tak ada
affair sama sekali, dan lagi –lagi TIDAK PERCAYA. Ya allah jauhkanlah aku dari penyakit hati....
Sobat tolong akuuuuuuu... .. apa yang harusku jelaskan pada beliau?, apa yang harus kulakukan mengingat aku
belum pernah mengenal perasaan istri yang khawatir terhadap suaminya yang main serong...

Tidak ada komentar: